Ancaman Iran Tutup Selat Hormuz: 20 Juta Barel Minyak Terancam

Ancaman Iran Tutup Selat Hormuz: 20 Juta Barel Minyak Terancam
Sumber: CNNIndonesia.com

Iran mengancam akan menutup Selat Hormuz jika terjadi perang melawan Israel. Pernyataan ini muncul setelah serangan bom AS ke negara tersebut. Parlemen Iran dilaporkan mendukung penutupan selat vital ini, meskipun keputusan akhir berada di tangan Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran.

Meskipun belum ada pengumuman resmi mengenai adopsi rancangan undang-undang penutupan Selat Hormuz oleh parlemen, anggota komisi keamanan nasional parlemen, Esmail Kosari, menyatakan parlemen telah menyimpulkan perlunya penutupan tersebut. Ia menekankan bahwa keputusan final berada di tangan Dewan Keamanan Nasional Tertinggi, dan penutupan selat tetap menjadi agenda yang akan dilaksanakan jika diperlukan.

Bacaan Lainnya

Dampak Penutupan Selat Hormuz

Penutupan Selat Hormuz akan berdampak sangat signifikan terhadap perekonomian global. Selat ini merupakan jalur perdagangan penting dunia, terutama untuk lalu lintas minyak bumi dan gas alam. Lebih dari 20 juta barel minyak per hari mengalir melalui selat tersebut, mencakup sekitar 20 persen dari konsumsi cairan minyak bumi global pada tahun 2024.

U.S. Energy Information Administration (EIA) mencatat bahwa pada tahun 2024, aliran minyak melalui Selat Hormuz mencapai 20 juta barel per hari (bph). Angka ini setara dengan sekitar 20 persen dari konsumsi cairan minyak bumi global. Pada kuartal pertama 2025, aliran tersebut tetap relatif stabil dibandingkan tahun sebelumnya.

Tidak hanya minyak mentah, sekitar seperlima dari perdagangan gas alam cair (LNG) global juga melewati Selat Hormuz, terutama dari Qatar. Ribuan kapal pengangkut LNG melintasi selat ini setiap bulannya.

Distribusi Minyak dan Gas

Sebagian besar minyak mentah dan kondensat (84 persen) serta LNG (83 persen) yang melewati Selat Hormuz pada 2024 dikirim ke Asia. China, India, Jepang, dan Korea Selatan merupakan negara tujuan utama, menerima 69 persen dari total aliran minyak mentah dan kondensat.

Dengan demikian, penutupan Selat Hormuz akan mengganggu aliran 20 persen minyak global. Hal ini akan menyebabkan penurunan pasokan minyak dan berpotensi memicu lonjakan harga minyak secara drastis di pasar internasional.

Prediksi Lonjakan Harga Minyak

Goldman Sachs memprediksi harga minyak mentah Brent bisa mencapai US$110 per barel jika aliran minyak melalui Selat Hormuz hanya terganggu separuhnya saja dalam waktu sebulan. Bayangkan dampaknya jika selat tersebut benar-benar ditutup sepenuhnya.

Kenaikan harga minyak akan berdampak luas pada berbagai sektor ekonomi global, termasuk inflasi, biaya transportasi, dan harga barang konsumsi. Negara-negara pengimpor minyak akan sangat terdampak, dan potensi krisis ekonomi global pun menjadi ancaman nyata.

Oleh karena itu, ancaman penutupan Selat Hormuz oleh Iran merupakan isu serius yang membutuhkan perhatian dan penanganan internasional yang cermat. Konsekuensi yang akan ditimbulkan sangat besar dan berpotensi memicu ketidakstabilan global yang signifikan.

Meskipun ancaman ini masih bersifat spekulatif, penting bagi semua pihak untuk mempertimbangkan konsekuensi yang sangat besar dan bersiap menghadapi berbagai skenario yang mungkin terjadi.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *