Letak organ sistem pencernaan sangat berpengaruh pada kesehatan tubuh. Perubahan posisi organ, seperti yang terjadi pada volvulus, dapat menyebabkan masalah kesehatan serius.
Apa itu Volvulus?
Volvulus adalah gangguan saluran pencernaan yang ditandai dengan terpuntirnya usus. Kondisi ini mengakibatkan penyumbatan aliran isi usus dan menghalangi aliran darah ke usus. Volvulus merupakan kondisi darurat medis yang memerlukan penanganan segera, biasanya berupa pembedahan.
Jika tidak segera ditangani, volvulus dapat menyebabkan kematian jaringan usus akibat kurangnya aliran darah. Pada anak-anak, volvulus sering terjadi pada usus halus, sementara pada orang dewasa, lokasi yang paling sering terkena adalah usus besar bagian sigmoid dan cecum.
Sigmoid adalah bagian usus besar yang berada di dekat rektum, sedangkan cecum merupakan kantong penghubung antara usus halus dan usus besar. Penanganan medis yang cepat sangat penting untuk mencegah komplikasi serius dan bahkan kematian.
Seberapa Umum Volvulus?
Volvulus tergolong kondisi yang jarang terjadi, namun prevalensinya lebih tinggi di beberapa wilayah, seperti Afrika, Timur Tengah, India, Rusia, Eropa Timur, dan Amerika Selatan. Beberapa ahli mengaitkan hal ini dengan pola konsumsi makanan tinggi serat di daerah-daerah tersebut, yang merupakan faktor risiko volvulus kolon.
Tanda dan Gejala Volvulus
Gejala volvulus biasanya muncul tiba-tiba dan sangat mengganggu, sehingga penderita seringkali langsung dibawa ke unit gawat darurat (UGD). Gejala yang umum meliputi nyeri perut, perut kembung tidak wajar, mual dan muntah (kadang-kadang muntahan berwarna hijau karena cairan empedu), sembelit, dan feses berdarah (berwarna merah gelap atau merah cerah).
Pada kasus yang berat, dapat terjadi kejang. Anak-anak mungkin menunjukkan gejala tambahan seperti menangis hebat dan sulit ditenangkan, diare, pertumbuhan yang terhambat, detak jantung dan pernapasan yang cepat, serta menekuk kaki dan menariknya ke arah dada. Beberapa anak mungkin mengalami gejala yang datang dan pergi, di mana usus sempat terpuntir dan kemudian kembali ke posisi normal dengan sendirinya.
Penting untuk diingat bahwa gejala-gejala ini bisa bervariasi, dan beberapa individu mungkin mengalami gejala yang lebih ringan atau lebih berat daripada yang lain. Konsultasi dengan dokter sangat penting untuk diagnosis dan penanganan yang tepat.
Kapan Harus Periksa ke Dokter?
Jika Anda atau anak Anda mengalami gejala-gejala volvulus, segera hubungi dokter atau pergi ke rumah sakit. Volvulus adalah kondisi darurat medis yang memerlukan penanganan segera. Penundaan pengobatan dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti iskemia (gangguan aliran darah) dan nekrosis (kematian jaringan) pada usus, yang berpotensi mengancam jiwa.
Penyebab dan Faktor Risiko Volvulus
Penyebab volvulus pada anak-anak dan dewasa berbeda. Pada anak-anak, volvulus sering disebabkan oleh malformasi atau kelainan perkembangan organ sistem pencernaan sejak dalam kandungan. Kelainan ini umumnya sudah ada sejak lahir, dan gejalanya bisa muncul pada tahun pertama kehidupan.
Pada orang dewasa, beberapa penyebab umum volvulus meliputi pembesaran usus besar, penyakit Hirschsprung (penyakit yang menyebabkan sembelit parah atau penyumbatan usus), bekas luka pada usus akibat cedera, infeksi, atau operasi sebelumnya, kehamilan, sembelit kronis, dan mesenterium (struktur yang menghubungkan usus ke dinding perut) yang memanjang.
Beberapa faktor meningkatkan risiko volvulus pada orang dewasa, antara lain jenis kelamin laki-laki, usia di atas 60 tahun, tinggal di panti jompo atau perawatan jangka panjang di rumah sakit, riwayat kondisi mental tertentu, penyakit Parkinson, multiple sclerosis, penggunaan obat antipsikotik, distrofi otot Duchenne, disfungsi otot polos perut, dan konsumsi serat yang berlebihan.
Meskipun beberapa kasus volvulus pada orang dewasa dikaitkan dengan kondisi kesehatan tertentu, beberapa kasus lainnya dapat terjadi tanpa penyebab yang jelas.
Komplikasi Volvulus
Peritonitis
Jika tidak segera diobati, volvulus dapat menyebabkan perforasi usus (terbentuknya lubang pada dinding usus). Hal ini dapat mengakibatkan peritonitis, yaitu infeksi pada peritoneum (selaput tipis yang melapisi rongga perut). Peritonitis merupakan kondisi yang sangat serius dan mengancam jiwa.
Sindrom Usus Pendek
Volvulus juga dapat menyebabkan sindrom usus pendek. Kondisi ini terjadi ketika sebagian usus harus diangkat selama operasi untuk mengangkat jaringan usus yang mati akibat kekurangan aliran darah. Sindrom usus pendek menyebabkan tubuh kesulitan menyerap nutrisi, yang menghasilkan gejala seperti diare, feses berminyak dan berbau busuk, kelelahan, dan penurunan berat badan yang drastis.
Komplikasi Akibat Tindakan Bedah
Meskipun pembedahan merupakan pengobatan utama volvulus, prosedur ini memiliki risiko komplikasi, seperti infeksi luka bedah, abses (kumpulan nanah), dan sepsis (infeksi berat yang menyebar ke seluruh tubuh). Penting untuk memahami dan mempersiapkan diri untuk potensi komplikasi ini sebelum menjalani operasi.
Diagnosis Volvulus
Diagnosis volvulus melibatkan beberapa pemeriksaan untuk mengidentifikasi terpuntirnya usus dan komplikasi yang mungkin terjadi. Pemilihan metode pemeriksaan akan disesuaikan dengan kondisi pasien.
Pemeriksaan yang umum dilakukan antara lain CT scan (untuk mendeteksi penyumbatan usus), rontgen (untuk melihat usus yang terpuntir), pemeriksaan feses (untuk mendeteksi darah), tes darah (untuk memeriksa kadar elektrolit), dan barium enema (untuk melihat posisi dan bentuk usus).
Pengobatan Volvulus
Volvulus tidak dapat diobati dengan obat-obatan. Pengobatan utama volvulus adalah pembedahan untuk memperbaiki posisi usus yang terpuntir dan mengembalikan aliran darah. Selama operasi, dokter akan membetulkan posisi usus yang terpuntir.
Jika ada bagian usus yang telah mati karena kekurangan aliran darah, bagian tersebut harus diangkat. Ujung-ujung usus yang tersisa kemudian akan dijahit kembali. Dalam beberapa kasus, kolostomi atau ileostomi mungkin diperlukan untuk sementara waktu untuk mengalihkan aliran feses dari usus yang telah dioperasi.
Kolostomi melibatkan pembuatan lubang pada dinding perut untuk mengeluarkan feses dari usus besar, sedangkan ileostomi melakukan hal yang sama namun pada usus halus. Setelah pemulihan, pasien yang menjalani kolostomi atau ileostomi akan menjalani operasi selanjutnya untuk mengembalikan fungsi usus ke kondisi normal.
Penting untuk segera mencari pertolongan medis jika Anda atau orang yang Anda kenal mengalami gejala volvulus. Penanganan segera sangat penting untuk meningkatkan peluang kesembuhan dan mencegah komplikasi serius.
Informasi di atas hanya untuk tujuan edukasi dan tidak bisa menggantikan saran medis dari profesional kesehatan. Konsultasikan selalu dengan dokter untuk diagnosis dan rencana perawatan yang tepat.