Indonesia tengah memasuki era baru dalam industri energi terbarukan. Munculnya sejumlah pabrik panel surya menandai geliat signifikan sektor semi-konduktor dan energi surya di tanah air. Potensi ini tidak hanya akan memperkuat rantai pasok domestik, tetapi juga menempatkan Indonesia sebagai pemain kunci di pasar global.
Hal ini diungkap dalam diskusi Center for Technology & Innovation Studies (CTIS) bertajuk “International Collaboration on Semi-Conductor for Solar Cell and Technologies for Solar Energi” pada 30 Oktober 2024.
Potensi Emas Indonesia di Industri Energi Surya
Professor Michael Goutama, Co-CEO Indonesia Solar Energy Research Center (ISEREC), memaparkan peluang besar Indonesia dalam pengembangan energi surya.
Indonesia memiliki kesempatan emas untuk membangun industri energi surya secara terintegrasi, dari hulu hingga hilir.
Dengan demikian, Indonesia dapat menjadi salah satu pemasok utama rantai pasok energi surya dunia.
Investasi di sektor ini pun semakin menggeliat. Produksi modul panel surya yang saat ini mencapai 550 Mega Watt/Tahun, akan segera ditambah dengan kapasitas hingga 11.000 Mega Watt (11 Giga Watt).
PLN baru saja meresmikan pabrik panel surya dengan kapasitas 1 Giga Watt. Pengembangan akan berfokus pada tahap hilir terlebih dahulu, yaitu pembuatan pabrik-pabrik panel surya.
Selanjutnya, pengembangan akan berlanjut ke tahap hulu, meliputi pembuatan sel surya dan wafer. Tahap paling hulu adalah pemurnian silika dari pasir kuarsa hingga mencapai kemurnian 99,99999%.
Kerja Sama Internasional untuk Majukan Industri Energi Surya Indonesia
Minat Singapura untuk mengimpor listrik terbarukan dari Kepulauan Riau dan berinvestasi dalam riset dan pengembangan menjadi peluang besar bagi Indonesia.
Peluang ini semakin terbuka dengan diluncurkannya Indonesia Solar Energy Research Center (ISEREC) pada 14 Oktober 2024.
ISEREC, yang digawangi oleh Persatuan Insinyur Indonesia (PII), akan berkolaborasi dengan National University of Singapore (NUS) dan Solar Energy Research Institute of Singapore (SERIS).
Di Indonesia, ISEREC bermitra dengan BRIN, Universitas Gadah Mada, ITB, UI, KADIN Indonesia, dan CTIS. Dukungan industri datang dari berbagai sektor energi bersih, panel surya, pabrik sel baterai, dan lembaga riset.
Langkah Awal Pengembangan Industri
Riset dan pengembangan akan diawali dengan pembuatan peta jalan industri sel surya dan semi-konduktor di Indonesia. Peta jalan ini akan menjadi acuan bagi Kemenko Perekonomian RI.
Peta jalan tersebut akan memprioritaskan lembaga-lembaga di Indonesia untuk mengerjakan bagian-bagian tertentu dalam pembangunan industri ini.
Riset selanjutnya akan fokus pada pengukuran irradiasi sinar matahari di berbagai wilayah Indonesia untuk menentukan lokasi optimal penempatan panel surya.
NUS dan SERIS menyediakan akses ke laboratorium canggih dan para ilmuwannya. NUS telah membangun laboratorium sel surya dan semi-konduktor kelas dunia sejak 2008.
Laboratorium ini memiliki 110 PhD di bidang riset energi surya terapan dan telah digunakan untuk berbagai riset, termasuk Perovskite-silicon tandem solar cells dan sistem fotovoltik terintegrasi.
NUS juga menawarkan beasiswa program doktor bagi ilmuwan Indonesia. Kerjasama ini juga menarik minat universitas-universitas ternama di Tiongkok.
Dukungan Penuh dari Lembaga Dalam Negeri
Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) siap mendukung kerjasama ISEREC-NUS-SERIS melalui program beasiswa doktor.
LPDP akan memberikan beasiswa yang jumlahnya setara dengan beasiswa yang diberikan NUS. Pola serupa akan diterapkan untuk beasiswa dari universitas-universitas di Tiongkok.
LPDP juga mendukung riset pembuatan peta jalan industri sel surya dan semi-konduktor di Indonesia, karena ini penting untuk penempatan sumber daya manusia.
Dengan kolaborasi internasional dan dukungan penuh dari dalam negeri, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pemain utama dalam industri energi surya global. Langkah-langkah strategis yang terencana dengan baik, didukung oleh riset dan pengembangan yang intensif, akan menentukan keberhasilan upaya ini. Masa depan energi terbarukan Indonesia tampak cerah.