Pasuruan_Lumbung-berita.com
Filosofi dan makna Jenang Sapar dikupas dalam dialog yang digelar di Rumah Budaya Saraswati, Prigen, Kabupaten Pasuruan, Minggu (4/9/2022).
Informasi yang diterima Lumbung Berita, dialog ini diikuti oleh seniman dan budayawan dari Sidoarjo, Mojokerto dan Pasuruan. Narasumbernya, Ki Purboningrat dari Mojokerto dan Ketua FPK Jatim, Ki Bagong Sabdo Sinukarto.
Dalam kesempatan itu, Ki Bagong menjelaskan bahwa selamatan Jenang Sapar adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dari ritual Suroan, Muludan, Rejeban bahkan Megengan Puasa dan Syawalan.
”Ritus Jenang Sapar tidak bisa dipisahkan dengan selamatan Bubur Suro, Muludan hingga Syawalan, karena semua itu merupakan pengingat darimana kita berasal dan akan kemana kita kelak, atau dalam bahasa Jawa sering disebut Sangkan Paraning Dumadi” ujarnya.
Sedangkan Ki Purboningrat memaparkan selamatan Jenang Sapar merupakan wujud manifestasi proses kehidupan manusia sejak dalam kandungan ibu. Terutama ketika dalam usia 2 bulan kehamilan, karena Sapar adalah bulan kedua dalam penanggalan Jawa.
“Upacara Selamatan Jenang Sapar ini merupakan cara masyarakat Jawa mensyukuri proses kehidupan sejak kita masih dalam kandungan ibu,” ujar pimpinan Paseban Suryo Sejati Mojokerto.
Acara yang sudah berjalan sejak tahun 2010 ini dipandu oleh Martina Ari Saraswati, S.Sn. Pimpinan Rumah Budaya Saraswati diawali dengan gelar seni Macapat dan ditutup dengan “Kembul Bojana” makan bersama Jenang Sapar.
Jurnalis: Indra
