Petualangan Ngabuburit Pangandaran: Panen & Rasakan Manis Melon Inthanon

Ngabuburit di Pangandaran kini punya aktivitas unik: memetik melon langsung dari kebun hidroponik milik Tuslam. Terletak di Dusun Sukanegara, Kecamatan Padaherang, kebun seluas 130 meter persegi ini menawarkan pengalaman berbeda bagi pengunjung.

Sensasi Petik Melon Sendiri di Kebun Hidroponik

Kebun melon Tuslam menerapkan sistem hidroponik NFT (Nutrient Film Technique). Ia sengaja membiarkan beberapa melon matang di pohon untuk memberi pengunjung pengalaman memetik sendiri. Saat Ramadan, kebun ini ramai dikunjungi, terutama karena sedang panen raya.

Bacaan Lainnya

Sistem hidroponik ini membudidayakan 150 tanaman melon jenis Inthanon, jenis yang cukup langka dan dikenal dengan rasa manis, aroma harum, serta tekstur renyah. Tuslam, lulusan jurusan pertanian, memulai kebun ini sebagai hobi yang kemudian berkembang menjadi usaha yang menguntungkan.

Dari Hobi Hingga Agrowisata Edukasi

Awalnya hanya hobi, kini kebun melon Tuslam berpotensi menjadi destinasi agrowisata baru di Pangandaran. Tuslam berharap kebunnya tak hanya tempat membeli melon, tapi juga tempat edukasi tentang pertanian hidroponik.

Dalam setahun, kebun ini telah dua kali panen dalam lima bulan pertama. Setiap pohon hanya menghasilkan satu buah melon untuk menjaga kualitas. Melon siap panen dalam waktu sekitar dua bulan sejak penanaman.

Pengunjung, seperti Ika Umika dari Kalipucang, banyak yang mengetahui kebun ini melalui media sosial. Mereka tertarik dengan pengalaman memetik melon segar langsung dari pohonnya, terutama untuk hidangan berbuka puasa. Rifda, pengunjung lainnya, juga mengaku mengetahui kebun ini dari teman melalui WhatsApp.

Pendapatan Tuslam cukup menjanjikan. Selama masa panen, ia bisa meraup penghasilan lebih dari Rp 1 juta per hari. Melon dijual seharga Rp 35.000 per buah (1 kg), dengan penjualan sekitar 30 kg melon per hari, sebagian besar langsung dibeli di kebun.

Kebun melon Tuslam membuktikan bahwa hobi dapat bertransformasi menjadi usaha yang bermanfaat, sekaligus menawarkan pengalaman unik bagi wisatawan dan masyarakat sekitar. Inovasi pertanian hidroponik ini tidak hanya menghasilkan keuntungan finansial, tetapi juga menjadi daya tarik wisata baru di Pangandaran, khususnya selama bulan Ramadan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *