Sebuah penerbangan Virgin Atlantic dari London ke Mumbai mengalami insiden yang membuat ratusan penumpang terdampar selama hampir 40 jam di bandara Diyarbakır, Turki.
Penerbangan Darurat dan Masalah Teknis
Penerbangan VS358, yang seharusnya berangkat Jumat, 4 April 2024 pukul 11.40 waktu London, terpaksa melakukan pendaratan darurat di bandara militer Diyarbakır sekitar pukul 17.00 waktu setempat.
Virgin Atlantic menyatakan pendaratan darurat disebabkan oleh kebutuhan medis mendesak seorang penumpang. Setelah pendaratan, pesawat Airbus A350-1000 mengalami masalah teknis akibat pendaratan keras dan dinyatakan tak layak terbang.
Ketidakpastian dan Kurangnya Informasi
Para penumpang mengaku tak mendapat informasi jelas mengenai keberangkatan selanjutnya ke Mumbai. Ketidakpastian ini menambah kekesalan mereka yang terjebak di bandara terpencil dengan fasilitas terbatas.
Maskapai awalnya menjadwalkan keberangkatan kembali pukul 10.00 pagi waktu setempat pada hari Jumat. Namun, jadwal ini tertunda, membuat para penumpang semakin frustrasi.
Reaksi Penumpang dan Pihak Berwenang
Para penumpang meluapkan kekesalan di media sosial, menggambarkan kondisi memprihatinkan di bandara. Mereka melaporkan fasilitas minim, termasuk keterbatasan toilet dan makanan, serta kekurangan perlengkapan seperti selimut dan bantal.
Hanuman Dass, salah satu penumpang, menyebut perlakuan Virgin Atlantic “tidak manusiawi”. Keluhan serupa bermunculan dari berbagai penumpang, termasuk mengenai kurangnya informasi dan bantuan dari pihak maskapai.
Intervensi Pemerintah dan Media
Preeti Sharma Menon, seorang politikus dari Mumbai yang turut berada dalam penerbangan, menyoroti adanya penumpang rentan seperti ibu hamil dan lansia di antara para penumpang yang terlantar.
Ia menambahkan bahwa tekanan dari penumpang, otoritas India, dan media akhirnya memaksa Virgin Atlantic untuk memberikan solusi. Kedutaan Besar India di Turki turut aktif membantu mengatasi situasi ini.
Penyelesaian dan Permintaan Maaf
Pada Kamis malam, sebagian besar penumpang dipindahkan ke hotel. Virgin Atlantic kemudian mengatur akomodasi dan penerbangan alternatif ke Mumbai.
Maskapai tersebut menyampaikan permohonan maaf atas keterlambatan dan ketidaknyamanan yang dialami para penumpang. Mereka menekankan keselamatan penumpang sebagai prioritas utama.
Insiden ini menyoroti pentingnya transparansi dan penanganan darurat yang efektif dari maskapai penerbangan dalam menghadapi situasi tidak terduga. Kejadian ini juga menggarisbawahi peran penting pemerintah dan media dalam melindungi hak-hak penumpang.