Beberapa negara Eropa telah mengeluarkan peringatan perjalanan bagi warganya yang berencana mengunjungi Amerika Serikat. Peringatan ini terutama ditujukan kepada individu transgender, non-biner, atau mereka yang memiliki paspor dengan penanda gender ketiga.
Kebijakan AS yang Memicu Peringatan Perjalanan
Presiden Donald Trump sebelumnya telah memberlakukan atau merencanakan sejumlah kebijakan yang berdampak pada komunitas LGBTQ+. Ini mencakup larangan bagi transgender untuk bertugas di militer dan pembatasan akses terhadap layanan kesehatan.
Pada Januari 2025, Trump menandatangani perintah eksekutif yang menyatakan hanya ada dua jenis kelamin biologis, pria dan wanita. Pemegang paspor AS diharuskan memiliki paspor yang mencerminkan jenis kelamin yang tertera saat lahir.
Dampak Kebijakan Terhadap Perjalanan Internasional
Kebijakan ini menimbulkan kekhawatiran bagi warga negara asing yang identitas gendernya tidak sesuai dengan jenis kelamin yang tertera di paspor mereka. Mereka berisiko ditolak masuk ke Amerika Serikat.
Beberapa negara Eropa telah merespon kebijakan ini dengan mengeluarkan peringatan perjalanan resmi kepada warganya. Tujuannya adalah untuk memberi informasi dan mengurangi potensi masalah bagi para pelancong.
Peringatan Perjalanan dari Berbagai Negara Eropa
Sejumlah negara di Eropa telah mengeluarkan peringatan perjalanan yang merinci potensi kesulitan yang dihadapi warga negaranya yang memiliki identitas gender non-biner atau transgender saat memasuki Amerika Serikat.
Denmark
Denmark, yang tengah berselisih dengan AS terkait Greenland, telah memperingatkan warganya dengan penanda jenis kelamin “X” di paspor mereka untuk menghubungi kedutaan AS sebelum bepergian. Mereka mungkin menghadapi kesulitan memasuki AS.
Finlandia dan Jerman
Finlandia, negara terbahagia di dunia, juga mengeluarkan peringatan serupa. Mereka menekankan bahwa ESTA atau visa yang valid tidak menjamin masuk ke AS jika jenis kelamin di paspor tidak sesuai dengan jenis kelamin saat lahir. Jerman, menyusul kasus deportasi seorang seniman tato transgender, juga mengeluarkan peringatan serupa.
Irlandia dan Belanda
Irlandia mengingatkan warganya untuk mengisi formulir ESTA dengan jenis kelamin sesuai yang tertera saat lahir. Belanda, meskipun belum ada kasus penolakan, tetap memberikan anjuran yang sama dan juga mencatat adanya undang-undang lokal di beberapa negara bagian AS yang berpotensi merugikan komunitas LGBTIQ+.
Portugal dan Implikasinya Bagi Pelancong
Portugal, destinasi populer bagi warga AS yang pindah, juga telah mengeluarkan panduan perjalanan ke AS. Mereka menekankan bahwa ESTA atau visa tidak menjamin masuk ke AS dan menyarankan pelancong untuk memiliki bukti perjalanan pulang dan menghindari pernyataan palsu.
Mereka juga mengingatkan warga negara yang mengidentifikasi diri sebagai non-biner untuk memilih “pria” atau “wanita” di formulir imigrasi sesuai jenis kelamin saat lahir. Peringatan perjalanan ini mencerminkan meningkatnya kekhawatiran tentang bagaimana kebijakan AS yang kontroversial dapat memengaruhi perjalanan internasional, khususnya bagi komunitas LGBTQ+. Situasi ini menyoroti perlunya informasi yang akurat dan persiapan yang memadai sebelum bepergian ke Amerika Serikat.