Pasuruan_Lumbung-berita.com
Tantangan pasar tradisional makin tahun makin tinggi. Salah satunya pasar diharapkan bertahan di tengah gempuran digitalisasi.
Untuk itulah, Kepala Pasar Pandaan, Sugiman Budi Santoso mempunyai rencana menggelar sekolah pasar, Senin (5/9/2022).
Ditemui di kantornya, pria yang akrab disapa Budi ini menjelaskan, konsep sekolah pasar ia dapatkan dari seminar yang ia ikuti di Jakarta pada akhir Agustus lalu.
“Kementerian mendorong kami untuk berubah. Salah satunya lewat digitalisasi. Contohnya kalau dulu retribusi ditarik secara manual, sekarang diupayakan pakai uang elektronik,” jelasnya.
Konsep ini, sambungnya, sudah diterapkan di kota-kota besar. Bahkan ia mendapat informasi, beberapa pasar di berbagai kota sudah menggunakan sistem online saat berdagang.
“Beberapa pasar di kota besar melayani pembelian lewat online. Nah, kementerian menginginkan pasar tradisional kedepannya seperti itu,” bebernya.
Sayangnya, untuk saat ini konsep itu akan sulit dipraktikan di Kabupaten Pasuruan. Kendalanya, mayoritas pedagang masih gaptek.
“Kami menyadari, pedagang di sini masih konvensional. Datang-jualan-pulang. Tentu akan susah jika langsung harus menggunakan transaksi berbasis online,” paparnya.
Solusinya, lanjut pria berdomisili di Purwosari ini adalah menggelar Sekolah Pasar. Dalam sekolah ini, pedagang akan diberi pemahaman dan pengajaran digitalisasi.
“Sistemnya kayak pelatihan. Pedagang akan diajarkan teknis transaksi online. Termasuk pembayaran retribusi, keamanan, apa itu e-money, dan lainnya,” terangnya.
Rencananya, sekolah tersebut akan diadakan di dalam pasar. Bisa di selasar atau di tempat strategis lainnya. Namun, untuk kepastian teknis, ia menunggu berkoordinasi dengan Disperindag.
“Ini yang akan kami koordinasikan dengan kepala UPT terkait teknis di lapangan. Karena enggak mungkin juga kalau pedagang diundang ke kantor dinas untuk sekolah. Otomatis sekolah ini akan berada di dalam pasar,” tukasnya.
Jurnalis: Indra