Pasuruan_Lumbung-Berita.com
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Gunung Ringgit berdampak pada masyarakat Desa Jatiarjo, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan.
Sampai hari ini (7/9/2023), debit air di desa pengembang sapi pedaging itu mengalami penyusutan yang cukup drastis.
Pasalnya, dampak kebakaran membuat mata air, mati. Selain itu beberapa pipa saluran air yang menuju rumah warga juga mengalami kerusakan.
Menurut salah satu tim relawan Desa Jatiarjo, Mukhid, kebakaran vegetasi di lereng Gunung Ringgit turut membuat bebatuan di sana ambrol.
Batu-batu yang runtuh tersebut menimpa pipa air. Akibatnya, pipa rusak dan membuat pasokan air bersih ke rumah warga menjadi berkurang.
“Ada pipa yang rusak terkena runtuhan batu. Tempatnya cukup berbahaya kalau mau dibenahi sekarang. Soalnya batu-batu di atas masih rawan runtuh,” jelasnya.
Ditemui terpisah, Kades Jatiarjo, Dardiri membenarkan defisit air di desanya. Bahkan ia menyatakan debit air berkurang sampai 70 persen.
“Kalau musim kemarau biasa, mungkin sebatas berkurang 30 persen. Kalau sekarang ini sampai 70 persen. Berdampak sekali,” tuturnya.
Untuk menjaga kelangsungan jaringan air bersih itu, ia menunjuk pemuda dan relawan Jatiarjo untuk memadamkan api di dekat mata air. Jumlah yang diberangkatkan lebih dari 500 personel. Mereka bertugas secara bergantian.
Sedangkan air yang terlanjur defisit, disiasati dengan menggilir kucuran air ke rumah warga. Tiap RT diberi waktu 2 jam perharinya.
“Kami siasati dengan menggilir distribusi air. Tiap RT kami beri waktu 2 jam. Biar kebagian semua. Karena sumber air kami sudah ada yang benar-benar mati total,” tutupnya.
Wartawan: Indra