Pasuruan_Lumbung-berita.com
Puluhan santriwati di Ponpes KHA Wachid Hasyim, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan “panik”. Penyebabnya, ada “gempa”.
Proses belajar mengajar pada kemarin siang itu (16/2/2023) terpaksa harus dihentikan karena santriwati harus dievakuasi ke tempat yang lebih aman.
Ya, situasi yang dialami puluhan santriwati tersebut adalah bagian dari simulasi bencana gempa bumi yang diselenggarakan oleh PC LPBI NU Bangil.
Simulasi dengan tema Praktek Implementasi Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) ini dilatih langsung oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Situasi bencana dibuat senyata mungkin. Begitu ada gempa, guru membunyikan kentongan sebagai alarm. Murid harus segera menyelamatkan diri. Bisa dengan cara sembunyi di bawah bangku.
Sesaat kentongan berhenti, guru dan murid sesegara mungkin beranjak keluar kelas menuju titik poin evakuasi. Semua dibuat “real”. Bahkan ada juga yang harus digotong dengan tandu karena efek gempa.
Ketua PC LPBI NU Bangil, Yoyok Wachyudi menjelaskan, simulasi ini bertujuan menanggulangi dan mengurangi risiko bencana di satuan pendidikan.
“Ini bukan sekadar mendapatkan kertas sertifikat, tetapi juga harus menggunakan ilmu ini untuk kebaikan masyarakat dan generasi penerus. Apalagi di Indonesia kerap terjadi bencana,” ujarnya.
Pria ceplas ceplos ini berharap usai mendapat materi simulasi, seluruh peserta dapat menerapkan di kehidupan nyata. Sehingga bisa menyelamatkan dan melindungi peserta maupun tenaga pendidik.
“Kedepannya, akan dijadikan Sekretariat SPAB dibawah kendali PC LPBINU Bangil sebagai percontohan cyber di seluruh Indonesia,” terangnya.
Acara yang berlangsung kemarin siang merupakan acara penutup dari rangkaian kegiatan selama tiga hari yang digelar PC LPBI NU Bangil.
Dua hari pertama digelar Bimtek Satuan Pendidikan Aman Bencana dan Rencana Tidak Lanjut di Hotel Dalwah.
Direktur pencegahan BNPB Prasinta Dewi dalam sambutannya berharap mengatakan program SPAB dapat diimplementasikan secara mandiri dan terpadu di berbagai satuan pendidikan yang ada di Bangil maupun wilayah lain yang terdekat.
“Saya berharap dalam kegiatan ini dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan bagi warga sekolah dalam upaya pengurangan risiko bencana kedepannya sehingga dapat mengurangi dampak bencana,” pungkasnya.
Jurnalis: Indra