Lamongan_Lumbung-berita.com
Beberapa seniman Jawa Timur mengeluhkan minimnya minat anak-anak terhadap lagu anak. Keluhan ini mereka utarakan saat Bincang Budaya di Sekolah Musik SB 1, Paciran, Lamongan, Minggu (13/03/2022).
Seperti disampaikan oleh Saiful, pimpinan SB1 Lamongan. Menurutnya, anak-anak sekarang lebih suka dengan lagu berlirik kaum dewasa dan terlalu sering mendengarkan lagu untuk konsumsi dewasa.
“Anak-anak sudah jarang bahkan tidak pernah dengarkan lagu anak. Kebanyakan lagu-lagu dewasa yang mereka dengar dan nyanyikan” ujar Pendongeng terbaik Lamongan yang juga Ketua FPK Lamongan itu.
Pandangan serupa juga datang dari Budayawan Blitar, Ki Maryani. Ia mengaku miris melihat fakta anak-anak masa kini lebih menyukai lagu dewasa yang cenderung porno.
“Jujur saya sangat miris dengan kondisi saat ini, dimana anak-anak banyak menyanyikan lagu dewasa yang cenderung porno” ujar pimpinan Kesenian Mandor Jentrung Blitar.
Seniman sekaligus seorang pendidik ini menilai turunnya minat anak ini berbanding lurus dengan produksi lagu anak baru.
Untuk itu, ia mengusulkan perlunya diadakan festival atau lomba lagu anak-anak agar generasi penerus tak terjerumus terlalu dalam.
“Terus terang saya prihatin. Makin lama banyak yang meninggalkan lagu anak-anak. Makanya saya setuju jika ada kegiatan festival atau Lomba Cipta lagu anak,” terangnya.
Sedangkan menurut Wakil Ketua FP, Dr. Dian Anggraeni, orang tua tentu memegang peranan penting terhadap tumbuh-kembang anak.
Orang tua, lanjutnya, perlu membiasakan dan mengajak anaknya untuk mendengar musik sehat. Terutama berkaitan dengan isi syair.
“Orang tua setidaknya harus menerapkan batasan etika, estetika dan artistika. Hal ini bisa dimulai sejak anak dalam kandungan. Seperti janin yang perlu asupan musik, terutama musik klasik,” pungkasnya.
Jurnalis: Indra