Lumbung Berita
NEWS TICKER

Hasil Pengolahan TPST 3R Ngerong Asri: Dari Sampah, Berakhir Sejahtera

Kamis, 23 Juni 2022 | 11:56 pm
Reporter:
Posted by: Redaksi

Pasuruan_Lumbung-berita.com
Siang itu begitu terik. Suhu udara juga cukup bikin gerah. Rasanya, siapapun pasti sepakat untuk “ngadem” sembari rehat sejenak dari pekerjaan sehari-hari.

Namun, rumus rehat tersebut tak berlaku di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) 3R (reduce, reuse, recycle) Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Ngerong Asri di Desa Ngerong, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan.

Di sini para pekerja nya masih sibuk dengan tugas masing-masing. Saat Lumbung Berita berkunjung kemarin, (23/6/2022), empat perempuan duduk melingkar sambil memilah sampah rumah tangga dari penduduk setempat.

Dari pemilahan tersebut, sampah sejenis plastik dan karton, akan masuk dalam bank sampah. Karena sampah seperti ini mempunyai nilai jual.

Kemudian sampah yang masih basah -semisal daun, sayur, nasi- akan dibentangkan di lahan kosong di area TPST tersebut. Tujuannya, pengomposan. Lalu sampah yang tidak masuk kategori nilai jual dan pengomposan, akan dibakar.

“Kami pakai sistem 3R. Kami pilah-pilah, nanti yang layak jual kami tampung di bank sampah. Yang basah kami lakukan pengomposan, kalau masih tidak bisa dikompos, akan kami bakar,” terang Ketua TPST 3R KSM Ngerong Asri, Mohammad Muzayin.

Baca Juga : klik disini 👇  Warga Martopuro Resah Soal iuran Sampah: Solikin, ini Kebijakan Ngawur

Ketua dengan panggilan akrab Muzayin ini menerangkan, sampah-sampah dari rumah-rumah warga itu mulai pagi dikumpulkan. Selanjutnya dibawa ke TPST 3R untuk diproses.

“Target kami pukul 12.00 WIB sudah selesai. Jadi, tidak sampai dilarikan ke TPA. Kapasitas disini sudah bisa menampung sampah dari 1000 KK,” terangnya.

Meski sampah identik dengan bau busuk, tapi nyaris tak ada keluhan dari masyarakat. Sampah yang dikumpulkan mulai pagi juga tak ada yang menumpuk. Begitu lewat tengah hari, semuanya bersih.

“Di sini tidak ada bau sampah. Karena setiap hari sampah rumah tangga kami ambil. Kalau ditunda sehari, bisa-bisa sampah tersebut bau, dan efeknya di sini juga bau,” paparnya.

Keberhasilan KSM Ngerong Asri mengolah sampah bukan barang instan. Semua berproses sejak 2001. Pembenahan pun dilakukan sedikit demi sedikit. Titik balik TPST ini ketika 2021 lalu.

TPST dikonsep lebih profesional. Tata letak beberapa komponen pengolahan sampah diubah. Muzayin juga mulai menjajaki kerjasama dengan stakeholder terkait.

“Kami sendiri yang meminta limbah kepada para pengusaha. Biar ada tambahan perputaran keuangan di sini. Jadi, saling mengisi antara paguyuban pengusaha lingkungan dengan TPST,” bebernya.

Baca Juga : klik disini 👇  Sang Merah-Putih Lusuh, FPK Ganti dengan Bendera Baru

Hasilnya, cespleng. Karyawan mulai bertambah. Kini, KSM Ngerong Asri mampu mempekerjakan 15 warga. Perputaran uang di sini pun mengalir lancar. Tiap bulan minimal Rp3 juta bisa dikantongi KSM Ngerong Asri.

“Perbulan variatif, minim 3 juta rupiah. Tergantung, karena ada unit usaha lainnya. Contohnya, ada yang minta limbah perusahaan diproses, nah biaya jasa itu cukup membantu perputaran keuangan di TPST sini,” ungkapnya.

Pesatnya kemajuan TPST ini berbanding lurus dengan keloyalan para pekerjanya. Muzayin menjelaskan, pihaknya memang benar-benar selektif dalam memilih karyawan.

Dengan konsep pemberdayaan masyarakat, mayoritas pekerja adalah warga Ngerong yang benar-benar tidak mampu dan mempunyai kelemahan fisik sejak lahir.

“Karyawan kami ada yang disabilitas, ada yang kekurangan ekonomi. Memang sengaja kami mencari yang masyarakat yang benar-benar membutuhkan,” jelasnya.

Dengan telaten, KSM Ngerong Asri membimbing dan membina para karyawan tadi sampai beberapa diantaranya berhasil mandiri dan bekerja di tempat lain.

“Sudah ada 15 orang yang berhasil kami salurkan ke perusahaan. Kami godok disini. Nantinya kalau sudah siap bersaing, kami salurkan ke perusahaan,” paparnya.

Baca Juga : klik disini 👇  Sang Merah-Putih Lusuh, FPK Ganti dengan Bendera Baru

Selain sukses memberdayakan masyarakat, TPST ini juga ikut andil dalam beberapa pembangunan di Ngerong. Seperti renovasi musalah sampai renovasi TPST sendiri. Semua bersumber dari perputaran sampah.

“Alhamdulillah, sudah menghasilkan. Awalnya pola sederhana sekarang sudah bisa membantu pembangunan musalah. Penambahan bangunan dan renovasi disini juga hasil dari sampah disini,” tukasnya.

Meski begitu, tambah Muzayin, pihaknya tak akan berhenti berinovasi. PR yang terdekat adalah merumuskan konsep teknis terbaik karena beberapa dusun di Ngerong dan sekitarnya mulai tertarik bergabung.

“Banyak yang ingin bergabung. Tentu kami akan pikirkan konsep teknisnya. Agar tidak keteteran dan kesejahteraan karyawan kami makin meningkat,” pungkas pria asli Ngerong tersebut.

Jurnalis: Indra

Berita Lainnya

PT.REDAKSI LUMBUNG BERITA 
error: Content is protected !!