Pasuruan_Lumbung-berita.com
Ketua Forum Pamong Kebudayaan (FPK) Jatim, Ki Bagong Sabdo Sinukarto, mengkritik keras Pemerintah Kabupaten Pasuruan yang dianggap tak memperhatikan nasib seniman-budayawan.
Kritik Ki Bagong ini keluar di sela-sela acara pengukuhan pengurus baru FPK Kabupaten Pasuruan di Desa Karangjati, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Minggu (26/6/2022).
Sambil bernada satire, budayawan berdomisili di Prigen ini mengingatkan kepada para seniman untuk siap berjuang hidup sendirian tanpa lirikan sedikitpun dari pemerintah.
“Selama ini seniman di Pasuruan itu seolah-olah hidup enggan, mati tak mau. Kalau mau minta perhatian pemerintah, kayaknya harus bawa korek kuping,” sindirnya.
Pria yang juga jago bernyanyi keroncong ini melanjutkan, sudah saatnya pemerintah memberikan sarana dan prasarana untuk kegiatan kebudayaan.
“Kalau mengacu undang-undang kebudayaan, sudah seharusnya seniman budayawan mendapat perhatian pemerintah. Karena kita mitra. Kita ini bersanding, bukan bertanding,” tegasnya.
Maka dari itu, ia menegaskan FPK terbentuk bukan untuk mendapat jatah proyek pemerintah, melainkan sebagai laboratorium budaya yang selalu memberi masukan untuk pemerintah.
“Haram hukumnya minta proyek pada pemerintah. Karena pada dasarnya FPK adalah sebuah laboratorium budaya. Jadi yang kita berikan ini adalah masukan atau kritik untuk pemerintah,” tandasnya.
Pantauan Lumbung Berita, selain memberikan sambutan bernada kritik, Ki Bagong juga mengukuhkan 22 orang sebagai pengurus baru FPK Kabupaten Pasuruan.
Tongkat estafet jabatan Ketua juga berganti, dari sebelumnya dipegang oleh Ari Kurniawan, kini diemban oleh Achmad Fauzan.
Usai acara, Achmad Fauzan mengapresiasi pengabdian pengurus lama. Ia bertekad akan membawa FPK lebih baik lagi di masa kepengurusan nya.
“Semua aspek seni budaya yang dijalankan oleh pengurus lama, saya ucapkan terima kasih. Kami sebagai pengurus baru mudah-mudahan lebih menigkat lagi,” harapnya.
Sebagai Ketua baru, ia tak memasang target khusus. Ia lebih memilih fokus melestarikan budaya Pasuruan yang kian hari kian sirna diterjang perkembangan zaman.
“Yang paling utama, budaya kita (Pasuruan) jangan sampai terkikis dan musnah. Ini penting. Karena anak muda zaman sekarang sudah banyak yang tak tahu adat istiadat dan budaya Pasuruan sendiri,” pungkasnya.
Jurnalis: Indra