Lumbung Berita
NEWS TICKER

Nasib Perajin Tempe di Beji: Habiskan Stok Terakhir, setelah Itu Wasalam..

Jumat, 25 Februari 2022 | 7:35 am
Reporter:
Posted by: Redaksi

Pasuruan_Lumbung-berita.com
Meroketnya harga kedelai membuat sejumlah perajin tempe di Beji, Kabupaten Pasuruan kelimpungan. Usaha mereka, kini bisa dibilang kolaps. Sedikit lagi mungkin “Game Over”.

Pantauan Lumbung Berita di Desa Ngembe, mayoritas perajin tempe mengeluh. Harga jual tempe tak sebanding dengan tingginya harga kedelai.

Aida salah satunya. Saat ditemui awak media kemarin siang (24/02/2022), perempuan berambut panjang ini mengaku tak tahu harus berbuat apa lagi.

Harga kedelai yang semula Rp8 ribu kini naik menjadi Rp11,5 ribu. Selisih Rp3500 tentu angka yang besar bagi perajin seperti perempuan berusia 31 tahun tersebut.

“Mulai Januari sudah naik. Naiknya gila-gilaan. Saya dapat kabar kalau harga segini akan bertahan sampai Mei mendatang,” jelasnya.

Hari itu ia memproses stok kedelai terakhir. Sebenarnya ia bisa saja membeli lagi kedelai, tetapi harga kedelai yang mencekik membuatnya berpikir ulang. Ongkos produksi yang “njomplang” membuat dia bekerja bak romusa.

“Kami kerja kan enggak sendiri. Ada juga orang yang kerja di bagian selep. Terus, apa yang mau dibuat bayar (pekerja) kalau harga kayak gini terus,” keluhnya.

Baca Juga : klik disini 👇  Festival Candi Belahan Kembali Digelar

Aida bukan tanpa usaha. Selama kedelai naik, ia menyiasati dengan mengubah ukuran tempe. Harga tidak ia naikkan, tetapi ukuran tempe yang ia perkecil.

“Pelanggan juga banyak yang tanya, ‘tempe nya kok jadi kecil?’ ya saya jawab apa adanya. Kalau harga kedelai naiknya sangat tinggi,” ungkapnya.

Siasat seperti itu rupanya belum cukup. Tempe yang jual belum tentu habis dalam sehari. Padahal sebelumnya, tempenya selalu ludes.

“Sekarang kondisi pasar sepi. Apalagi sejak minyak goreng ramai diperbincangkan. Saya jualan saja enggak bisa habis seperti dulu,” akunya.

Stok terakhir yang ia produksi, menurutnya, cukup untuk berjualan sampai Sabtu. Setelah itu, ia angkat tangan. Ia akan berhenti sampai harga kembali kondusif.

“Saya lebih baik berhenti saja. Kalau kayak gini ya tekor. Daripada capek-capek bikin tempe tapi malah tekor, ya mending berhenti saja,” ulasnya.

Sebagai pelaku usaha skala kecil, ia merasa butuh uluran tangan dari pemerintah. Ia berharap pemerintah mau membantu perajin-perajin seperti dirinya. Keinginannya tak muluk-muluk, ia ingin harga kedelai kembali seperti sedia kala.

Baca Juga : klik disini 👇  Luar Biasa, Bersih Desa Arjawilangun Berlangsung Satu Pekan Penuh

“Sempat saya mendengar ajakan untuk kompak mogok jualan. Tapi saya rasa enggak usah diajak pun juga berhenti sendiri kalau kondisinya kayak gini,” pungkasnya.

Jurnalis: Indra

Berita Lainnya

PT.REDAKSI LUMBUNG BERITA 
error: Content is protected !!