Banjir rob kembali menerjang pemukiman warga di RW 22 Kelurahan Pluit, Jakarta Utara, pada Minggu (22/6). Ketua RW 22, Bani, menyatakan air mulai memasuki pemukiman sekitar pukul 17.00 WIB. Ia menambahkan, banjir kali ini lebih parah dibanding kejadian sebelumnya.
“Banjir rob kembali merendam pemukiman warga, air datang sekitar pukul 17.00 WIB,” ujar Bani, seperti dikutip dari Antara. “Kemarin juga banjir tapi malam ini lebih gede,” tambahnya.
Warga lainnya, Saepudin, mengatakan ketinggian air mencapai 55 sentimeter dan mulai masuk ke pemukiman sekitar pukul 21.00 WIB. Di Muara Angke, situasi berbeda; banjir rob mulai surut menjelang tengah malam dan kawasan tersebut kembali kering di pagi hari. Saepudin menekankan bahwa ini adalah kejadian banjir rob pertama setelah empat hari sebelumnya terbebas dari genangan.
“Ini merupakan malam pertama setelah empat hari enggak rob,” jelasnya.
Kepala Satuan Tugas BPBD Wilayah Jakarta Utara, Ariesta, membenarkan kejadian tersebut. Ia memprediksi banjir rob akan melanda pesisir utara Jakarta hingga 29 Juni 2025. Prediksi ini berdasarkan informasi dari BMKG Kelas I Maritim Tanjung Priok.
“Iya terjadi rob saat ini,” tegas Ariesta.
Imbauan BPBD DKI dan Penyebab Banjir Rob
BPBD DKI Jakarta mengimbau warga di pesisir utara Jakarta untuk waspada dan mengantisipasi potensi banjir rob. Peringatan ini dikeluarkan berdasarkan informasi BMKG tentang peringatan banjir rob pada 24 Juni hingga 31 Juni 2025. Fenomena Super New Moon, atau fase bulan baru dan perigee yang terjadi pada 27 Juni 2025, menjadi penyebab utama.
Perigee adalah titik terdekat bulan dalam orbitnya mengelilingi bumi. Super New Moon adalah fenomena ketika fase bulan baru bertepatan dengan perigee, meningkatkan ketinggian air laut maksimum dan berpotensi menyebabkan banjir rob.
Kawasan yang berpotensi terdampak meliputi Kamal Muara, Kapuk Muara, Penjaringan, Pluit, Ancol, Kamal, Marunda, Cilincing, Kalibaru, Muara Angke, Tanjung Priok, dan Kabupaten Kepulauan Seribu. BPBD DKI mengimbau masyarakat untuk waspada dan menghubungi call center 112 jika terjadi keadaan darurat.
Potensi Banjir Rob di Seluruh Indonesia
BMKG juga memperingatkan potensi banjir rob di berbagai wilayah Indonesia akibat fenomena perigee dan bulan baru. Peringatan dini ini dikeluarkan berdasarkan potensi peningkatan ketinggian air laut maksimum.
Beberapa wilayah yang berpotensi terdampak meliputi pesisir Kepulauan Riau (Batam, Karimun, Bintan), Kepulauan Mentawai (Sumatera Barat), pesisir Banten (Tangerang, Selat Sunda Barat Pandeglang), pesisir Jawa Barat (Bekasi, Karawang, Sukabumi, Garut, Cianjur, Pangandaran, Tasikmalaya), Jawa Tengah (Semarang, Demak, Pekalongan, Batang, Jepara), Bali, dan Lombok (NTB).
Waktu dan lokasi potensi banjir rob berbeda-beda di setiap wilayah. Masyarakat diimbau untuk selalu memantau informasi dari BMKG dan instansi terkait untuk mengantisipasi dampak banjir rob.
Sebagai informasi tambahan, penting bagi masyarakat untuk mengetahui jalur evakuasi terdekat, mempersiapkan perlengkapan darurat seperti perbekalan makanan dan obat-obatan, serta mengikuti arahan dari petugas terkait apabila terjadi banjir rob.
Masyarakat juga dihimbau untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar agar tidak memperparah dampak banjir. Saluran air harus dijaga agar tetap lancar, sampah harus dikelola dengan baik, dan pembangunan di daerah pesisir harus mempertimbangkan faktor lingkungan.
Kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak lainnya sangat penting dalam upaya mitigasi dan penanggulangan bencana banjir rob. Peningkatan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat menjadi kunci utama dalam menghadapi potensi bencana alam ini.
Kesimpulannya, banjir rob merupakan ancaman serius yang perlu diantisipasi dengan baik. Kewaspadaan, kesiapsiagaan, dan kerja sama merupakan kunci untuk meminimalisir dampak kerugian yang ditimbulkan.
