Waspadai Tujuh Ancaman Kanker Mematikan yang Mengintai Pria

Kanker merupakan ancaman serius bagi kesehatan pria, menempati posisi kedua sebagai penyebab kematian terbanyak setelah penyakit jantung. Memahami jenis-jenis kanker yang umum terjadi pada pria sangat penting untuk pencegahan dan deteksi dini.

Macam-Macam Penyakit Kanker pada Pria

Berdasarkan data The Global Cancer Observatory (Globocan) tahun 2022, kanker paru, kanker kolorektal, dan kanker prostat merupakan jenis kanker yang paling sering menyerang pria di Indonesia. Namun, penting untuk diingat bahwa berbagai jenis kanker lain juga dapat terjadi pada pria. Berikut penjelasan lebih detail mengenai beberapa jenis kanker yang umum pada pria dan gejalanya.

Bacaan Lainnya

1. Kanker Paru

Kanker paru sering dikaitkan dengan kebiasaan merokok. Sekitar 10-20% perokok berisiko terkena kanker paru. Sayangnya, banyak pengidap kanker paru tidak mengalami gejala pada stadium awal. Gejala baru muncul ketika penyakit sudah memasuki stadium lanjut.

Gejala umum kanker paru meliputi: nyeri atau sakit dada, kesulitan bernapas, batuk terus-menerus, batuk berdarah, napas berbunyi (mengi), kelelahan yang tidak biasa, dan penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas. Berhenti merokok adalah langkah terbaik untuk mencegah kanker paru.

Selain berhenti merokok, hindari paparan asap rokok dan polusi udara. Gunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan untuk meminimalisir risiko.

2. Kanker Nasofaring

Kanker nasofaring menyerang nasofaring, bagian saluran pernapasan di atas tenggorokan yang terhubung dengan bagian belakang hidung. Pada stadium awal, kanker nasofaring seringkali tanpa gejala. Pembengkakan pada kedua sisi leher dekat area nasofaring sering menjadi tanda awal yang terlihat.

Selain pembengkakan, gejala lain kanker nasofaring meliputi: benjolan di leher yang tak kunjung hilang setelah tiga minggu, infeksi telinga berulang, telinga berdenging (tinitus), sakit kepala kronis, hidung tersumbat dan mimisan, mati rasa di bagian bawah wajah, kesulitan membuka mulut dan menelan, perubahan suara atau serak, dan penglihatan kabur.

Kanker nasofaring lebih sering menyerang pria dan menempati peringkat kelima dalam jenis kanker pada pria di Indonesia. Pola makan sehat, berhenti merokok, dan menghindari alkohol dapat membantu mengurangi risiko.

3. Kanker Koloraktal

Kanker kolorektal menyerang usus besar (kolon) dan rektum (bagian akhir usus besar sebelum anus). Meskipun dapat terjadi pada semua usia, kanker ini lebih sering terdeteksi pada orang berusia 50 tahun ke atas. Gejalanya beragam, namun beberapa yang umum meliputi:

Diare atau sembelit kronis, perdarahan pada anus atau feses berdarah, nyeri perut seperti ditusuk-tusuk, mual dan muntah, perut selalu terasa penuh atau mudah kenyang, tubuh lemas, dan penurunan berat badan tanpa sebab. Deteksi dini sangat krusial untuk meningkatkan peluang kesembuhan.

Cleveland Clinic merekomendasikan skrining kanker kolorektal rutin bagi orang berusia 45 tahun ke atas. Skrining perlu dilakukan lebih awal jika ada riwayat keluarga dengan kanker kolorektal atau faktor risiko lainnya.

4. Kanker Hati

Faktor hormonal, infeksi hepatitis kronis, dan konsumsi alkohol berlebihan meningkatkan risiko kanker hati pada pria. Hepatocellular carcinoma adalah jenis kanker hati yang umum, berawal dari hepatosit (sel utama hati).

Kanker hati lebih sering terjadi pada pria berusia di atas 50 tahun. Gejalanya antara lain: penurunan berat badan drastis, kehilangan nafsu makan, nyeri perut kanan atas, mual dan muntah, kelemahan, pembengkakan perut, kulit dan mata menguning (jaundice), dan feses pucat.

Mencegah kanker hati dapat dilakukan dengan membatasi atau menghindari alkohol, menjaga berat badan ideal melalui pola makan sehat dan olahraga teratur.

5. Kanker Prostat

Kanker prostat menyerang kelenjar prostat, bagian organ reproduksi pria yang memproduksi cairan untuk melindungi sperma. Kelenjar ini terletak di bawah kandung kemih. Seiring bertambahnya usia, prostat membesar dan sel kanker dapat muncul.

Kanker prostat merupakan penyebab kematian tinggi pada pria, terutama lansia (50 tahun ke atas). Gejala awal seringkali tidak terlihat. Namun, beberapa tanda yang perlu diwaspadai meliputi:

Kesulitan buang air kecil, merasa tidak tuntas setelah buang air kecil, sering buang air kecil, terbangun di malam hari untuk kencing (nokturia), darah dalam urine atau air mani, penurunan berat badan, dan disfungsi ereksi. Pola hidup sehat dan skrining rutin penting untuk pencegahan.

6. Kanker Kandung Kemih

Kanker kandung kemih menyerang kandung kemih, organ yang menyimpan urine. Pria lebih berisiko terkena kanker ini, terutama di atas usia 55 tahun. Banyak kasus terdeteksi pada stadium awal.

Gejala kanker kandung kemih meliputi: darah dalam urine (hematuria), sering buang air kecil (terutama malam hari), nyeri atau rasa terbakar saat buang air kecil, nyeri punggung bawah, penurunan nafsu makan, penurunan berat badan drastis, tubuh lemas, kaki bengkak, dan nyeri tulang.

Merokok, paparan bahan kimia tertentu, dan infeksi saluran kemih kronis merupakan faktor risiko utama. Hindari paparan bahan kimia berbahaya, berhenti merokok, dan konsumsi banyak sayur dan buah dapat mengurangi risiko.

7. Kanker Testis

Kanker testis menyerang testis, organ reproduksi pria yang memproduksi sperma dan testosteron. Lebih dari 90% kasus kanker testis berawal dari sel germinal (pembentuk sperma), menurut Urology Care Foundation.

Kanker testis umum terjadi pada pria muda (15-35 tahun). Gejalanya relatif mudah dikenali dan pengobatan lebih awal meningkatkan peluang kesembuhan. Gejala meliputi:

Benjolan atau pembengkakan pada salah satu testis, rasa tidak nyaman pada testis dan skrotum, nyeri punggung bawah, sakit perut, pembesaran payudara (ginekomastia), dan penurunan gairah seksual. Pemeriksaan testis rutin sangat penting untuk deteksi dini.

Meskipun penyebab pasti berbagai jenis kanker pada pria belum sepenuhnya dipahami, menghindari faktor-faktor risiko dan melakukan deteksi dini sangat penting. Deteksi dini kanker memungkinkan penanganan lebih awal sebelum sel kanker menyebar luas dan sulit disembuhkan. Konsultasikan dengan dokter jika Anda memiliki pertanyaan atau kekhawatiran.

Kesimpulan

  • Beberapa jenis kanker lebih umum terjadi pada pria, termasuk kanker paru, nasofaring, kolorektal, hati, prostat, kandung kemih, dan testis.
  • Kebanyakan kanker tidak bergejala pada stadium awal, sehingga deteksi dini sangat penting.
  • Gaya hidup sehat dan skrining rutin sangat penting untuk pencegahan dan deteksi dini kanker.

Ingatlah bahwa informasi ini bersifat edukatif dan bukan pengganti konsultasi medis. Selalu konsultasikan dengan profesional kesehatan untuk diagnosis dan perawatan yang tepat.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *